Pengertian Rokok
Rokok terbentuk dari silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan
diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup
lewat mulut pada ujung lain. Rokok merupakan benda beracun yang memberi efek
santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok
yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok
maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter
dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis
yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Dampak dari merokok
Sebagaimana kita ketahui di dalam asap
sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia
beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen)
dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida,
amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin,
4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di
dalam rokok.
Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut
penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok
membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta
kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak
terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan
karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki
benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat
pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang
merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan
sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda
dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur
secara kuantitatif. Bahaya bagi tubuh antara lain: mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan
gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi
udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.
Sebenarnya yang paling berbahaya diantara
perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok
pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga
bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.
Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:
1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar
psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk
terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.
2. Teman/Lingkungan
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya
juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai
sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan
remaja non perokok (Al Bachri, 1991).
3. Pribadi Individu
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena
ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan
tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor
tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Iklan rokok
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah
lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti
itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja.
Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.
Upaya mengatasi rokok di kalangan pelajar
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa
kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang
lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru di upayakan untuk lebih
ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang
sering dijadikan tempat merokok. Misalnya, di toilet, parkiran sekolah, gudang, atau halaman belakang sekolah yang jarang terjamah para guru.
Selain itu juga melakukan peringatan yang
lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan
hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.