Wednesday, November 26, 2014

Computer Supported Cooperative Work (CSCW)

CSCW (Computer Supported Cooperative Work) adalah penggunaan komputer dan software untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama. CSCW merupakan suatu group user, yaitu bagaimana cara merancang suatu system yang digunakan untuk membantu pekerjaan sebagai suatu group dan kemudian memahami pengaruh dari teknologi yang ada terhadap pekerjaan mereka.
(Sumber: http://xiaolichen14.wordpress.com/2012/11/02/cscw-computer-supported-cooperative-work/)

Istilah Computer Supported Cooperative Work (CSCW) pertama kali digunakan oleh Irene Greif dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada sebuah workshop yang dihadiri oleh mereka yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka. Pada kesempatan yang sama pada tahun 1987, Dr. Charles Findley mempresentasikan konsep collaborative learning-work. CSCW mengangkat isu seputar bagaimana aktivitas-aktivitas kolaboratif dan koordinasi didalamnya dapat didukung teknologi komputer. Beberapa orang menyamakan CSCW dengan groupware, namun yang lain mengatakan bahwa groupware merujuk kepada wujud nyata dari sistem berbasis komputer, sedangkan CSCW berfokus pada studi mengenai kakas dan teknik dari groupware itu sendiri, termasuk didalamnya efek yang timbul baik secara psikologi maupun sosial.
(Sumber: id.wikipedia.org)

Tujuan pengadaan CSCW sendiri meliputi:
   Mempelajari bagaimana orang bekerja sama sebagai kelompok dan apa yang mempengaruhi teknologi.
   Mendukung proses pelaksanaan pekerjaan walaupun secara geografis dipisahkan.

CSCW berorientasi kepada evaluasi terhadap hal-hal yang terjadi dalam proses interaksi antar-manusia dalam sekelompok pengguna/user.
Misalnya:

  • Komunikasi face-to-face

           Meliputi bahasa tubuh dan kontak/tatapan mata.

  • Percakapan
            Dalam CSCW, Teori Percakapan memiliki 3 fungsi:
                 - Menganalisa catatan
                 - Petunjuk untuk keputusan desain
                 - mengarahkan desain, menstrukturkan sistem dengan teori

  • Komunikasi berbasis teks
            Terdapat 4 tipe komunikasi berbasis teks, yaitu:
              • discrete: pesan langsung seperti dalam email
              • linear: pesan partisipan ditambahkan pada akhir dari catatan tunggal
              • non-linear: saat pesan dihubungkan ke yang lainnya dalam model hypertext
              • spatial: dimana pesan diatur dalam permukaan dua dimensi

  • Kerja Kelompok
         Perilaku kelompok lebih kompleks terutama apabila kita memperhatikan hubungan sosial yang dinamis selama bekerja dalam kelompok.

Salah satu contoh pemanfaatan CSCW:

Group Video Calling with SKYPE


(Sumber: Youtube)


Tuesday, November 25, 2014

Sekilas Tentang Rokok



Pengertian Rokok

Rokok terbentuk dari silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain. Rokok merupakan benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
 
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).


Dampak dari merokok

Sebagaimana kita ketahui di dalam asap sebatang rokok yang dihisap oleh perokok, tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri dari komponen gas (85 persen) dan partikel. Nikotin, gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein, asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,ortokresoldan perylene adalah sebaian dari beribu – ribu zat di dalam rokok.


Jumlah kematian dan klaim perokok Menurut penelitian Organisasi Kesehatan dunia (WHO), setiap satu jam, tembakau rokok membunuh 560 orang diseluruh dunia. Kalau dihitung satu tahun terdapat 4,9 juta kematian didunia yang disebabkan oleh tembakau rokok. Kematian tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia, yang sebagian besar merupakan racun dan karsinogen (zat pemicu kanker), selain itu juga asap dari rokok memiliki benzopyrene yaitu partikel-partikel karbon yang halus yang dihasilkan akibat pembakaran tidak sempurna arang, minyak, kayu atau bahan bakar lainnya yang merupakan penyebab langsung mutasi gen. Hal ini berbanding terbalik dengan sifat output rokok sendiri terhadap manusia yang bersifat abstrak serta berbeda dengan makanan dan minuman yang bersifat nyata dalam tubuh dan dapat diukur secara kuantitatif. Bahaya bagi tubuh antara lain: mengakibatkan kanker, paru-paru, impotensi dan gangguan pada janin, sedangkan bahaya bagi lingkungan dapat menimbulkan polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok yang dihisap.

Sebenarnya yang paling berbahaya diantara perokok pasif dan perokok aktif, perokok pasif lah yang berbahaya sebab perokok pasif menghisap asap rokok yang paling banyak. Rokok juga selain berbahaya juga bisa mematikan dan akan menimbulkan kecanduan kepada pemakainya.



Faktor penyebab merokok pada remaja
Ada beberapa faktor yang mendorong remaja untuk merokok, di antaranya:


1. Faktor orangtua dan keluarga
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
Selain itu, anak-anak yang mempunyai orang tua perokok, lebih rentan untuk terpengaruh dan mencontoh orang tuanya.


2. Teman/Lingkungan
Banyak fakta membuktikan bahwa remaja perokok, kemungkinan besar teman-temannya juga perokok, dan sebaliknya. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991).


3. Pribadi Individu
Ada yang mencoba merokok hanya karena alasan ingin tahu. Mungkin juga karena ingin mengobati rasa sakit fisik maupun jiwa, mengusir bosan. Selain alasan tersebut, konformitas sosial juga menjadi pemicu. Orang yang memiliki skor tinggi pada tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).


4. Iklan rokok
Iklan-iklan di berbagai media yang memberikan gambaran bahwa perokok adalah lambang keglamouran, cowok banget, memicu remaja untuk ikut berperilaku seperti itu.
Nah, jika kamu sudah terperangkap dalam status perokok saat ini, tenang saja. Ada berbagai upaya pencegahan jika kamu ingin berubah.



Upaya mengatasi rokok di kalangan pelajar

Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru di upayakan untuk lebih ketat lagi dalam melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering dijadikan tempat merokok. Misalnya, di toilet, parkiran sekolah, gudang, atau halaman belakang sekolah yang jarang terjamah para guru.

Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Internet Addiction Disorder

Internet Addiction Disorder (IAD) merupakan salah satu gangguan dimana individu sangat menggandrungi internet sehingga mengganggu aktivitas serta kehidupan sosialnya. Penderita IAD biasanya mengalami kecemasan berlebih hingga kehampaan yang dirasakan ketika sedang tidak menggunakan internet.

Mengapa dikatakan IAD?
Seperti yang kita ketahui, individu yang terjangkit IAD merupakan orang yang dapat dikatakan sangat maniak terhadap internet. Dimana mereka tidak dapat mengontrol waktu dalam menggunakan internet. Mulai dari penggunaan aplikasi Chat, E-Mail, dan media sosial lainnya. Penderita IAD bukan hanya di lingkup anak-anak atau remaja. Tapi mencakup hampir semua usia.


Gejala IAD antara lain :
  • Kurang Tidur
  • Mudah Lelah
  • Cenderung mudah marah ketika ditanya mengenai waktu berinternetnya
  • Kurang Fokus dalam aktivitasnya
Penyebab Internet Addiction :

Ferris (2003) mengungkapkan bahwa penyebab seseorang mengalami Internet Additcion dilihat dari berbagai pandangan, yaitu:
  • Pandangan behaviorisme
Menurut pandangan behavioral, Internet Addition didasari oleh teori Skinner mengenai operant conditioning, karena individu mendapatkan reward positif, negatif, atau hukuman atas apa yang dilakukan nya.
  • Pandangan psikodinamika dan kepribadian
Pandangan ini merupakan addiction yang berkaitan atara individu dengan individu lain. Tergantung pada kejadian yang dirasakan pada masa kanak-kanak dan kepribadinya yang terus berkembang.
  • Pandangan sosiokultural
Pandangan sosikultural menunjukan adanya ketergantungan terhadap ras, jenis kelamin, umur, status ekonomi, agam dan negara.
  • Pandangan biomedis
Pandangan ini menujukan adanya faktor keturunan dan faktor kesusiaan antara keseimbangan kimiawi antara otak dan neurotrasmiter.
(Sumber: https://andhiniputri.wordpress.com/2013/11/15/internet-addiction/)

Dr Ronald Pies, profesor psikiatri dari SUNY Upstate Medical University, New York, mengatakan:
“Kebanyakan dari orang-orang yang kecanduan internet adalah mereka yang mengalami depresi berat, kecemasan, atau orang yang tak bisa bersosialisasi sehingga mereka sulit untuk bertemu muka dengan orang lain secara langsung.” Dari hal tersebut maka diketahui bahwa kecenderungan kecanduan ini dimiliki oleh mereka yang memiliki gangguan dalam dunia nyata, sehingga internet merupakan salah satu media ‘pelarian’ mereka."
(Sumber: http://dhiyadhey.blogspot.com/2013/10/fenomena-adiksi-yang-terjadi-sebagai.html)