Monday, April 27, 2015

Hubungan Interpersonal

Menurut Pearson (1983) manusia adalah makhluk sosial, artinya sebagai makhluk sosial, kita tidak dapat menjalin hubungan sendiri, kita selalu menjalin hubungan dengan orang lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain, membentuk interaksi serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut. Kita melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk berinteraksi dengan orang lain. Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang atau lebih yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan interpersonal attraction.

Menurut Goleman dan Hammen dalam Jalaluddin Rakhmat (2011) terdapat empat buah model hubungan interpersonal, yaitu:
1.      Model pertukaran sosial (social exchange model)
Pada model ini, orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu, model ini memberikan pandangan bahwa hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang. Terdapat empat konsep pokok dalam model ini, yaitu:
1)      Ganjaran
2)      Biaya
3)      Hasil atau laba
4)     Tingkat perbandingan
2.      Model peranan (role model)
Disini setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan skenario yang telah dibuat oleh masyarakat. Maka dari itu, model ini memandang hubungan interpersonal sebagai panggung drama. Terdapat empat konsep pokok yang harus diperhatikan dalam model ini untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik, yaitu:
1)   Ekspektasi peranan (role expectation)
2)   Tuntutan peranan (role demands)
3)   Keterampilan peranan (role skills)
4)   Konflik peranan
3.      Model permainan
Model ini berasal dari psikiater Erie Berne (19964, 1972). Analisisnya kemudian dikenal sebagai analisis transaksional. Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Mendasari permainan ini adalah tiga bagian kepribadian manusia yaitu:
a.         Orang tua (parent), adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari orang tua kita atau orang yang kita anggap orang tua kita.
b.        Orang dewasa (adult), adalah bagian kepribadian yang mengolah informasi secara rasional.
c.         Anak (child), adalah unsur kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas, dan kesenangan.
4.      Model interaksional (interactional model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif, dan medan. Semua sistem, terdiri atas subsistem-subsistem yang saling bergantung dan bertindak bersama sabagai satu kesatuan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang dilakukan.

Bagaimana Cara Memulai Hubungan Interpersonal?
-          Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal – hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing – masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain, bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
-          Peneguhan Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan – tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. 
Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
  • ·         Keakraban
  • ·         Kontrol
  • ·         Respon yang tepat
  • ·         Nada emosional yang tepat

           Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
  • ·         Komunikasi efektif
  • ·         Ekspresi wajah
  • ·         Kepribadian
  • ·         Stereotyping
  • ·         Kesamaan karakter personal
  • ·         Daya Tarik
  • ·         Ganjaran
  • ·         Kompetensi


HUBUNGAN PERAN

·         Model Peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai dengan peranannya.
·         Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut
·         Adequacy Peran dan Autentisitas Dalam Hubungan Peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.

INTIMASI DAN HUBUNGAN PRIBADI

Sebagai konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri dari persaudaraan, persahabatan, dan percintaan. Lebi h jauh mengenai bentuk-bentuk hubungan intim tersebut daoat dijelaskan pada bagian berikut :
1.    Persaudaraan
Hubungan intik ini didasarkan pada hubungan darah. Hunungan intim interpersonal dalam persaudaraan terdapat hubungan inti ssperti dalam keluarga kecil. Pada persaudaraan itu didlamnya terkandung proximitas dan keakraban.
2.    Persahabatan
Persahabatan biasanya terjadi pada dua individu yang didasarkan pada banyak persamaan. Utamanya persamaan usia. Hubungan dalam persahabatan tidak hanya sekedar teman, lebih dari itu diantara mereka terjalin interaksi yang sangat tinggi sehingga mempunyai kedekatan psikologis. Indikasi atau tanda-tanda bila dalam hubungan interpersonal terjadi persahabatan yaitu : sering bertemu, merasa bebas membuka diri, bebasmenyatakan emosi, dan saling tergantung diantara mereka.
3.    Percintaan
Persabatan antar priab dan wanita bisa berubah mejadi cinta, jika dua individu itu merasa sebagai pasangan yang potensial seksual. Dalam suatu persahabatan, dapat melahirkan satu proses yang namanya jatuh cinta. Hal ini terjadi karena ada dua perbedaan mendasar antara persahabatan dan cinta.

INTIMASI DAN PERTUMBUHAN

Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .


 Daftar Pustaka:



Sunday, April 19, 2015

Stres



a. Arti Penting Stress
Stres adalah kondisi individu yang bersifat dinamis, dimana seorang individu berada pada suatu situasi yang cenderung dapat menimbulkan tekanan, ketegangan emosi, dsb.
Menurut Lazarus 1999 (dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa menanganinya secara memadai”. Sedangkan menurut Vincent Cornelli, stress adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam lingkungan tersebut.
Namun tidak selamanya Stress bersifat negatif. Sebagaimana adanya keseimbangan dalam hidup, stress juga memiliki sifat positif. Mustahil apabila seseorang tidak pernah mengalami stres dalam hidupnya. Karna bisa dikatakan bahwa stress merupakan suatu hal yang pasti akan ada di hidup individu untuk mengukur seberapa bisa seorang individu menghadapi masalah-masalah yang ada di hidupnya.
b. Tipe-tipe stress
a)        Frustasi
Muncul karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,bencana alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)

b)        Konflik
Ditimbulkan karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.

c)        Tekanan
Tekanan timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri individu.Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu/

d)        Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu kondisi individu merasakan kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.

c. Symptom-Reducing Responses

1. Identifikasi
Cara yang digunakan  individu untuk menghadapi orang lain dengan meniru perilaku orang  tersebut.
2. Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain.
      3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan keduanya
 4. Sublimasi
Suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang positif.
 5. Proyeksi
Mekanisme perilaku dengan melimpahkan kesalahan pada subjek yang lain.
6. Introyeksi
Memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
8. Represi
Merupakan konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan.
9. Supresi
Penekanan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya.
10.  Denial
Mekanisme perilaku penolakan terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan.
      11.  Regresi
Mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, individu lebih memilih untuk menyendiri dan menghindar dari lingkungannya.
      12.  Fantasi
Apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, individu lebih banyak berfantasi/melamun.
13.  Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang menentang otoritas orang lain dengan perilaku yang tidak baik/tercela.
14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka).

d. Pendekatan Problem Solving
Pada umumnya, problem solving dalam mengadapi stress dapat dilakukan oleh diri sendiri dengan cara selalu mensugesti hal-hal positif kedalam diri kita. Tapi di sisi lain, kita pun membutuhkan saran dari orang lain atau hanya sebatas teman berbagi dengan tujuan bisa mengurangi beban pikiran yang menjadi salah satu faktor timbulnya stress. Akan tetapi, banyak orang juga yang memilih untuk bercerita kepada Tuhannya dan meminta petunjuk disetiap doanya.

Daftar Pustaka:
  • id.wikipedia.org/wiki/Stres
  • Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002. 
  • Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
  • http://khaayurika.blogspot.com/2012_04_01_archive.html

Sunday, April 12, 2015

Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan



Penyesuaian Diri
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Penyesuaian diri juga dikatakan sebagai suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah atau memodifikasi perilaku individu agar terjadi hubungan yang selaras antara individu dengan lingkungannya.
Pertumbuhan Personal

individu merupakan manusia yang memiliki spesifikasi dirinya sendiri yang dapat membedakannya dengan individu lainnya. Kepribadian seseorang tidak langsung terbentuk begitu saja, namun melalui proses yang cukup lama dan bertahap.

a.       Penekanan Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang normal. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.

Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan dimana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap.

b.      Variasi Dalam Pertumbuhan
Proses penyesuaian diri pada seorang individu tidak sepenuhnya berjalan dengan baik dan lancar. Karena akan selalu dilengkapi dengan tantangan dalam menjalani penyesuaian diri. Selain itu, faktor yang mempengaruhinya tidak hanya dari faktor internal, faktor eksternal pun berpengaruh terhadap proses penyesuaian diri.

c.       Kondisi-Kondisi Untuk bertumbuh
Shekdon mengemukakan bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstromorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan sistem syaraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

d.      Fenomenologi Pertumbuhan
Fenomenologi memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan“ yang di persepsikan dan diinterpretasi secara subyektf. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya sendiri. “alam” pengalaman setia yang berbeda dari alam pengalaman orang lain (Brower. 1983 : 14).



Sumber: