Sunday, March 29, 2015

Teori Kepribadian Sehat (4)



    Pendapat Abraham Maslow

Maslow meneliti self-actualizer pada pria dan wanita yang telah mencapai puncak aktualisasi diri dengan memanfaatkan potensinya masing-masing. Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasi diri. 

Maslow menulis tentang manusia yang sehat secara psikiatris: “Pertama dan yang paling penting adalah keyakinan yang kuat bahwa manusia memiliki kodratnya sendiri yang hakiki. Kedua, terkandung suatu konsepsi bahwa perkembangan yang benar-benar sehat, normal dan yang dicita-citakan terjadi dalam bentuk mengaktualisasikan kodrat ini, memenuhi potensi-potensi ini.”

Maslow menempatkan rasa tanggung jawab pada orang lain melalui hierarki kebutuhannya, terutama pada kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan. Maslow juga mengatakan bahwa pertumbuhan psikologis akan menghasilkan kesehatan psikologis, sedangkan orang yang gagal bertumbuh dengan sendirinya akan mengalami gejala patologi baik mental maupun fisik.

Teori kebutuhan Maslow:
(Sumber: hannahidayana-fib13.web.unair.ac.id)

Daftar Pustaka:
  • Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
  • http://amanda2609.blogspot.com/2013/04/kesehatan-mental-konsep-sehat-teori.html

Sunday, March 22, 2015

Teori Kepribadian Sehat (3)

       Pendapat Rogers
Rogers (1902-1987) menjadi terkenal karena mengembangkan suatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utama terhadap perubahan kepribadian kepada klien/pasien, bukan pada ahli terapi. Jelas, metode ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu dan mengatakan kepada kita banyak tentang pandangan Rogers mengenai kodrat manusia. Menurut Rogers, manusia yang rasional dan sadar tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan, penyapihan atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya. Hal-hal ini tidak menghukum atau mengutuk kita untuk hidup dalam konflik dan kecemasan yang tidak dapat kita kontrol. Masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi kepribadian yang sehat adalah jauh lebih penting dari pada masa lampau. Rogers tetap berfokus pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan yang terjadi pada waktu itu.

Teori Carl Rogers meliputi:

Struktur kepribadian
Rogers lebih mementingkan dinamika dari pada struktur kepribadian. Namun demikian ada tiga komponen yang dibahas bila bicara tentang struktur kepribadian menurut Rogers, yaitu : organisme, medan fenomena, dan self.

1) Organisme, mencakup :

a) Makhluk hidup
Organisme adalah makhluk lengkap dengan fungsi fisik dan psikologisnya, tempat semua pengalaman dan segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran setiap saat.

b) Realitas subjektif
Organisme menanggapi dunia seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang sifatnya subjektif, bukan benar-salah.

 c) Holisme
Organisme adalah kesatuan sistem, sehingga perubahan pada satu bagian akan mempengaruhi bagian lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi atau bertujuan, yakni tujuan mengaktualisasi, mempertahankan, dan mengembangkan diri.

2) Medan fenomena
Rogers mengartikan medan fenomena sebagai keseluruhan pengalaman, baik yang internal maupun eksternal, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Medan fenomena merupakan seluruh pengalaman pribadi seseorang sepanjang
hidupnya.


3) Self

a)  terbentuk melalui medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu;.
b) bersifat integral dan konsisten;
c) menganggap pengalaman yang tak sesuai dengan struktur self sebagai ancaman;
d) dapat berubah karena kematangan dan belajar.

Rogers juga memberikan lima sifat individu yang berfungsi sepenuhnya, yaitu:
a.       Keterbukaan pada pengalaman
b.      Kehidupan eksistensial
c.       Kepercayaan terhadap organisme sendiri
d.      Perasaan bebas
e.       Kreatifitas

Daftar Pustaka:
  • http://im-stillgonnashine.blogspot.com/2011/03/kepribadian-sehat-menurut-roger-maslow.html
  • Koeswara, E.(2001)Teori-teori Kepribadian. Bandung Eresco
  • http://amanda2609.blogspot.com/2013/04/kesehatan-mental-konsep-sehat-teori.html

Friday, March 13, 2015

Teori Kepribadian Sehat (2)

     ALIRAN HUMANISTIK

Tokoh terkenal dari aliran ini adalah Abraham Maslow (1908-1970). Psikologi humanistik lebih  menekankan kepada keunikan manusia. Menurut psikologi humanistik manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri, bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran. 
Humanistik muncul sebagai gerakan besar psikologi pada tahun 1950 – 1960-an. Humanistik menegaskan adanya nilai kemanusiaan untuk mengaktualisasi diri. Individu memiliki potensi di dalam dirinya untuk berkembang sehat dan kreatif. Kreativitas merupakan potensi semua orang yang tidak memerlukan bakat dan kemampuan khusus.

Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a)      Fokus kepada individu yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)      Memberi tekanan pada kulaitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandang tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)      Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dalan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)     Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.

Teori Kepribadian Sehat menurut:
   Allport

Allport menggambarkan kodrat manusia sebagai sesuatu yang positif dengan harapan yang besar. Bahkan bisa dikatakan bahwa pandangan Allport terhadap manusia lebih optimis daripada Freud. Allport mengemukakan tema-tema pokok dari teorinya tentang kepribadian dan menunjukkan bagaimana tema-tema itu berbeda dari apa yang terdapat pada Freud. Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat di kontrol dan dikuasai oleh alam tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Menurutnya, di bawah ini merupakan tujuh kriteria kepribadian yang matang:
1)      Perluasan perasaan diri
2)      Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
3)      Keamanan emosional
4)      Persepsi realistis
5)      Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
6)      Pemahaman diri
7)      Filsafat hidup yang mempersatukan

Daftar Pustaka:

Friday, March 6, 2015

Teori Kepribadian Sehat (1)

Teori Kepribadian Sehat Menurut Beberapa Aliran
1. Aliran Psikoanalisis
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1938). Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab gangguan jiwa dengan konsep teori yaitu mengatakan bahwa kebanyakan yang kita lakukan dan pikirkan merupakan hasil dari keinginan atau dorongan yang dikuasai oleh alam tak sadar. Jika dorongan yang ada tidak dapat disalurkan, besar kemungkinannya untuk seorang individu mengalami gangguan kepribadian dan mengganggu kesehatan mentalnya. Psikoanalisa sendiri mempunyai metode untuk mengatasi gangguan-gangguan yang terdapat dalam ketidaksadaran ini, antara lain dengan metode analisis mimpi dan metode asosiasi bebas.
Teori psikologi Freud terkenal dengan fungsi psikis yang berkaitan dengan kepribadian dan kesehatan mental, yaitu:
-          Id merupakan bagian paling primitif dalam kepribadian dan dari sinilah nanti Ego dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan menghindari yang tidak menyenangkan.
-          Ego merupakan bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasarkan prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis, yaitu dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
-          Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilaian apakah sesuatu itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.

    2.  Aliran Behavioristik
Behaviorisme atau aliran perilaku adalah filosofi dalam psikologi yang berdasar pada semua aktivitas (misalnya: tindakan, pemikiran serta perasaan pada individu) yang dilakukan seorang individu dianggap sebagai perilaku. Aliran behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus memiliki dasar yang bisa diamati secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).

Daftar Pustaka:
  • http://www.psychologymania.com/2013/01/aliran-psikologi-behaviorisme.html
  • https://psyche2nest.wordpress.com/2012/04/26/teori-kepribadian-sehat/
  • Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
  • Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma

Pengantar Kesehatan Mental

A. Orientasi Kesehatan Mental
Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :
1.      Orientasi klasik
Orientasi ini banyak digunakan dalam dunia kedokteran, termasuk psikiatri. Menurut pandangan orientasi klasik, individu yang sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “perasaan tak sehat”, sehingga mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari.
2.      Orientasi penyesuaian diri
Berdasarkan orientasi penyesuaian diri, kesehatan mental dipahami sebagai kondisi kepribadian individu secara utuh. Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya berdasarkan jiwanya tetapi juga berkaitan dengan pengaruh lingkungan individu terhadap proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Kesehatan mental merupakan kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian diri ini tidak mengakibatkan perubahan kepribadian, stabilitas diri tetap terjaga, dan tetap memiliki otonomi diri. Individu yang sehat akan melihat realitas terhadap masalah yang dihadapinya dan bagaimana kondisi dirinya berkaitan dengan masalah itu sebelum menentukan tindakan yang akan diambil. Individu yang sehat memiliki kemampuan memahami realitas internal dan eksternal yang ada di dalam dirinya. Ia tidak bereaksi secara mekanik tetapi merespons secara realistis dan berorientasi pada masalah.
3.      Orientasi pengembangan potensi
Menurut pandangan ini, kesehatan mental terjadi bila potensi-potensi dalam diri seorang individu (misalnya: kreatifitas) dapat berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi dirinya sendiri atau bahkan untuk lingkungannya. Individu dianggap mencapai taraf kesehatan mental, apabila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensinya scara optimal sehingga dapat dihargai oleh dirinya sendiri dan orang lain.

B. Konsep Sehat
Definisi Sehat
Secara umum dapat dipahami bahwa Sehat adalah kesejahteraan secara penuh (keadaan yang sempurna) dalam berbagai aspek kehidupan. Di Indonesia sendiri, UU Kesehatan No. 23/ 1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial dimana memungkinkan setiap manusia untuk hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomis.
Sedangkan World Health Organization (WHO, 2001) menyatakan bahwa kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di komunitasnya.

Bagaimana kriteria Individu yang Sehat Mental?
Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989).

C. Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitiveanimisme. Awalnya, gangguan kesehatan mental di anggap sebagai gangguan roh dsb yang menguasai jiwa seseorang. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Maka, untuk menghindari kemarahannya, mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang dipersembahkan. Praktik semacam ini berlangsung mulai dari abad 7-5 SM.

Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel dari Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.

Kemudian ada Dorothea Dix yang merupakan salah seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan yang berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.

Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.

Di dalam bukunya A Mind That Found Itself, Beers menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:

1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.


William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar Mental Hygiene dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.


Sumber: