Friday, January 1, 2016

Sikap Pekerja dan Kepuasan Kerja


Kepuasan kerja merupakan respon emosional terhadap aspek-aspek pekerjaan individu yang ditunjukkan dengan sikap-sikap positif atau negative saat menjalani pekerjaannya sesuai dengan situasi pekerjaan yang dihadapinya.
 
Teori Kepuasan Kerja
1)      Two Factor Theory
Teori ini menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda yaitu motivators dan hygiene factors. Dimana hygiene dipengaruhi dari lingkungan kerja (misalnya: kebijakan perusahaan) yang dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja pada individu. Sedangkan motivators dipengaruhi oleh prestasi atau pencapaian target kerja seorang individu yang dapat meningkatkan kepuasan kerja pada individu.
2)      Value Theory
Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas dan sebaliknya. Kunci menuju kepuasan pada teori ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang dimiliki dengan yang diinginkan seseorang. Semakiin besar perbedaan, semakin rendah kepuasan orang.
 
3)      Teori Keadilan (Equity Theory)
Keadilan yang di dapatkan di lingkungan kantor juga mempegaruhi kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Keadila yang dimaksud adalah komparasi antara satu orang dengan orang lain yang setaraf, sekantor, atau sedepartemen.
 
 
Determinan Sikap Kerja
 
Sikap kerja menjadi indicator atas suatu pekerjaan dapat berjalan dengan baik atau tidak. Apabila sikap kerja dijalankan dengan baik, maka semua urusan pekerjaannya dapat berjalan dengan lancar. Sebaliknya, apabila sikap kerja yang ditunjukkan atau dijalankan dengan buruk, maka urusan pekerjaannya tidak dapat berjalan dengan lancar dan mengalami banyak kesulitan. Namun, sikap kerja yang buruk bukan hanya dipicu oleh sifat bawaan tapi dapat dipicu dengan adanya masalah lain diluar kantor.
 
Pengukuran Sikap Kerja
Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai diantaranya :
·         Isi pekerjaan, penampilan tugas pekerjaan yang aktual dan sebagai kontrol terhadap pekerjaan.
·         Supervise
·         Organisasi dan manajemen
·         Kesempatan untuk maju
·         Gaji dan keuntungan dalam bidang finansial lainnya seperti adanya insentif
·         Rekan kerja
·         Kondisi pekerjaan
 
Hubungan Pelaksanaan Kerja dan Kepuasan Kerja
Cara seorang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan hal tersebut akan memengaruhi kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan tersebut. Selain dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik yang meliputi lingkungan kerja, faktor intrinsik seorang karyawan juga sangat berpengaruh. Misalnya motivasi diri seseorang akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas kerjanya.
 
Mencegah dan Mengatasi Ketidakpuasan Kerja
Hal terpenting untuk mencegah dan mengatasi ketidakpuasan kerja adalah menjaga keselarasan dan keberadaan semua faktor pendukung kepuasan kerja. Pengukuran kepuasan kerja pada karyawan juga dapat membantu pemimpin perusahaan untuk mengetahui apakah pekerjanya merasa puas atau tidak, sesuai dengan faktor-faktor yang ada. Sehingga faktor yang menjadi pemicu ketidakpuasan kerja tersebut dapat dievaluasi dengan cepat dan tepat.
 
 Sumber:
  • Soegoto, E. S. (2009). Enterpreneurship menjadi pebisnis ulung. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
  • Robbins, Stephen. P. (2006). Perilaku organisasi, edisi Bahasa Indonesia. Klaten: PT INTAN SEJATI.
  • http://eprints.uny.ac.id/7518/3/BAB%202-09409131010.pdf