Menurut Kartini Kartono, terapi eksistensial humanistik adalah salah satu
psikoterapi yang menekankan pengalaman subyektif individual kemauan bebas, serta
kemampuan yang ada untuk menentukan satu arah baru dalam hidup.
Sedangkan menurut
W.S Winkel, Terapi Eksistensial Humanistik berfokus pada situasi kehidupan manusia di
alam semesta, yang mencakup tanggung jawab pribadi, kecemasan sebagai unsur
dasar dalam kehidupan batin. Usaha untuk menemukan makna diri kehidupan manusia,
keberadaan dalam komunikasi dengan manusia lain, kematian serta kecenderungan
untuk mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
Dari dua pengertian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa terapi eksistensial humanistik merupakan salah satu psikoterapi
yang berfokus pada realitas kehidupan manusia yang menekankan pada pengalaman
manusia itu sendiri dengan usaha untuk mengembangkan potensi dirinya semaksimal
mungkin di kehidupan sosialnya.
Tujuan dari terapi humanistik sendiri
adalah untuk membuat klien sadar akan eksistensinya sebagai manusia, serta
menyadari potensi yang dimilikinya sehingga ia bisa membuka diri di lingkungan
sosialnya.
Kelebihan
terapi humanistik antara lain:
·
Adanya
kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri
·
Memanusiakan
manusia
·
Bersifat
pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis
terhadap fenomena sosial.
Kelemahan terapi humanistik antara
lain:
·
Dalam
pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
·
Terlalu
percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan
oleh klien sendiri)
·
Memakan
waktu lama.
Daftar
Pustaka
Corey,
G. 1995. Teori dan praktek konseling dan
psikoterapi. Eresku : Bandung
Winkel, W. 1987. Bimbingan
dan praktek konseling dan psikoterapi. Gramedia : Jakarta
Kartono, K., Gulo, D. 1987. Kamus psikologi. Pionir Jaya : Bandung
Departemen Pendidikan
Nasional. (2008). Modul
bimbingan dan konseling PLPG kuota 2008. Unesa : Surabaya .
No comments:
Post a Comment