1. Definisi Motivasi
a.
Menurut Wikipedia,
motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam
definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
b. Menurut Victor H. Vroom, motivasi ialah sebuah akibat dari
suatu hasil yang ingin diraih atau dicapai oleh seseorang dan sebuah perkiraan
bahwa apa yang dilakukannya akan mengarah pada hasil yang diinginkannya.
c.
Azwar, motivasi merupakan sebuah
rangsangan atau dorongan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
masyarakat yang ingin bekerjasama secara maksimal dalam melakukan sesuatu yang
sudah direncanakan untuk mencapai sebuah tujuan yang sudah ditetapkan.
d. Malayu, menjelaskan bahwa motivasi diambil
dari kata latin yaitu movere yang artinya dorongan atau pemberian daya
penggerak yang dapat menciptakan suatu kegairahan kerja seseorang agar mereka
mau bekerja efektif, bekerjasama dan terintegrasi dengan segala upaya untuk
mencapai sebuah kepuasan.
e.
G.
R. Terry,
menjelaskan bahwa motivasi ialah sebuah keinginan yang ada pada diri seseorang
yang merangsangnya untuk melakukan berbagai tindakan.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan proses untuk meraih cita-cita atau harapan yang meliputi
stimulus dan dorongan.
2. TEORI DRIVE REINFORCEMENT & IMPLIKASI
PRAKTISNYA
Teori ini didasarkan atas hubungan
sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Misalnya naik
jabatan untuk seorang karyawan dinilai dari prestasi kerjanya selama mengabdi
di institusi/perusahaan. Teori reinforcement
ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
a.
Pengukuhan
Positif (Positive Reinforcement),
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh
positif diterapkan secara bersyarat.
b.
Pengukuhan
Negatif (Negative Reinforcement),
yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika
pengukuhan negatif dihilangkan secara bersyarat.
Jadi prinsip reinforcement
selalu berhubungan dengan bertambahnya respon dari individu, dengan diikuti
oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman (Punishment) selalu berhubungan dengan
berkurangnya frekuensi tanggapan.
3. TEORI HARAPAN DAN IMPLIKASI
PRAKTISNYA
Menurut Nadler dan Lawler (1976) teori
harapan menyarankan beberapa cara tertentu yang memungkinkan manager dan
organisasi menangani urusan mereka untuk memperoleh motivasi maksimal dari
pegawai:
a. Pastikan
jenis hasil atau ganjaran yang mempunyai nilai bagi pegawai
b. Definisikan
secara cermat, dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dan diukur
apa yang
dinginkan dari pegawai
c. Pastikan
bahwa hasil tersebut dapat dicapai oleh pegawai
d. Kaitkan hasil
yang dinginkan dengan tingkat kinerja yang di inginkan
e. Pastikan
bahwa ganjaran cukup besar untuk memotivasi perilaku yang penting
f. Orang
berkinerja tinggi harus menerima lebih banyak ganjaran yang diinginkan daripada
orang yang berkinerja rendah.
Teori harapan ini didasarkan atas:
a. Harapan
(Expectancy), adalah suatu kesempatan yang diberikan akan terjadi karena
perilaku.
b. Nilai
(Valence) adalah akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai/martabat
tertentu (daya/nilai motivasi) bagi setiap individu yang bersangkutan.
c. Pertautan
(Instrumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil tingkat pertama
akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.
4. TEORI TUJUAN DAN IMPLIKASI PRAKTISNYA
Teori ini menyatakan bahwa mencapai
tujuan adalah sebuah motivator. Hampir setiap orang menyukai kepuasan kerja
karena mencapai sebuah tujuan spesifik. Saat seseorang menentukan tujuan yang
jelas, kinerja biasanya meningkat sebab:
a. Dia akan
berorientasi pada hal hal yang diperlukan
b. Dia akan
berusaha keras mencapai tujuan tersebut
c. Tugas
tugas sebisa mungkin akan diselesaikan
d. Semua jalan
untuk mencapai tujuan pasti ditempuh
Dari teori diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang akan memiliki motivasi yang tinggi jika dia memiliki tujuan atau keinginan yang jelas. Sehingga muncullah apa yang disebut dengan Goal Setting (penetapan
tujuan).
5. TEORI HIERARKI KEBUTUHAN
MASLOW
a. Kebutuhan
Fisiologis
Terdiri dari kebutuhan oksigen, makanan, air, dan suhu tubuh
relatif konstan.
b. Kebutuhan
Keamanan
Orang dewasa memiliki sedikit kesadaran keamanan mereka
kebutuhan kecuali pada saat darurat atau periode disorganisasi dalam struktur
sosial (seperti kerusuhan luas). Anak-anak sering menampilkan tanda-tanda rasa
tidak aman dan perlu aman.
c. Kebutuhan
Cinta
Maslow menyatakan bahwa orang mencari untuk mengatasi
perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan cinta, kasih sayang dan
memberikan rasa memiliki.
d. Kebutuhan Esteem
Melibatkan kebutuhan baik harga diri dan untuk seseorang
mendapat penghargaan dari orang lain.
e. Kebutuhan
Aktualisasi Diri
Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang perlu
untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu inginkan.
Daftar Pustaka
Irianto,
Anton. (2005). Born to win. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ferry,
Nursalam. (2012). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Leavitt, J.H., 1992 Psikologi
Manajemen, Alih Bahasa Zarkasi, M., Jakarta: Penerbit Erlangga
No comments:
Post a Comment